Kali ini saya berkunjung ke kawasan pantai barat tepatnya Desa Leupung. Kurang komplit rasanya jika melintasi daerah ini dan tidak berbelanja ikan asin. Ikan asin adalah ikan yang telah diawetkan dengan cara diasinkan dalam garam atau campuran garam dengan bahan lainnya. Kemudian ikan tersebut dijemur kering. Ikan asin dapat bertahan dalam waktu yang lama. Sehingga sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh ke luar daerah.
Di Leupung, ada berbagai jenis ikan yang dijadikan ikan asin, seperti ikan teri, ikan karang, ikan pari, ikan kerapu, ikan tongkol, ikan layur, dan masih banyak lagi. Bahkan di daerah ini cumi dan gurita menjadi andalannya. Sistem penjualan disini berbeda-beda. Ada yang menggunakan sistem timbangan gram. Ada pula yang menggunakan sistem kaleng atau melihat dari besar kecilnya ikan. Sistem ukuran berlaku untuk gurita yang diasinkan.
Ikan asin yang ditawarkan masih terlihat sangat segar. Para penjual mendapatkan ikan asin langsung dari para nelayan. Lokasinya penjual dan tempat penjemuran ikan asin tidak terlalu jauh. Kebanyakan para penjual masih keluarga dari nelayan yang sehari-hari menangkap ikan. Teluk Lhok Paroi dan Teluk Lepung memang terkenal sebagai daerah penghasil ikan laut.
Desa Lepung dapat memproduksi berton-ton ikan asin dalam waktu satu hari. Ikan asin tersebut tidak hanya dipasarkan di tepi jalan seperti ini. Ikan asin juga dikirimkan ke kota-kota besar di Indonesia. Kota Medan menjadi salah satu penampung ikan teri dari Leupung. Berapapun yang dikirimkan kesana, pasti dibeli oleh para penjual ikan di Kota Medan.
Para penjual ikan asin ini juga piawai dalam membungkus. Ikan akan dibungkus rapat menggunakan kertas. Setelahnya kertas akan ditaburi bubuk kopi dan kemudian dibungkus dengan plastik. Cara ini digunakan agar aroma ikan asin tidak menyengat. Sehingga akan memudahkan jika akan dikirim atau dibawa bepergian. Jika melintasi Desa Leupung, tidak ada salahnya untuk membeli ikan asin sebagai oleh-oleh dari Aceh.
Comments
Post a Comment