Skip to main content

Featured Post

Pengalaman Menginap di Luminor Hotel Palembang

Pulut Bakar Camilan Tradisional dengan Aroma Menggoda

 

Pulut bakar adalah salah satu hidangan tradisional yang sangat populer di kalangan masyarakat Aceh. Konon pulut bakar ini merupakan penganan tradisional yang sering dibuat oleh masyarakat Melayu. Sehingga tidak mengherankan jika pulut bakar cukup terkenal di Indonesia hingga ke Malaysia. Hidangan ini terdiri dari ketan atau beras ketan yang dibakar di atas arang atau panggangan dengan lapisan gula kelapa atau serunding. Pulut bakar biasanya diisi dengan serunding atau gula kelapa dan kemudian dibungkus dengan daun pisang sebelum dibakar. Hidangan ini sering dijual sebagai makanan ringan atau hidangan penutup di pasar malam atau acara-acara tertentu.

Di Aceh sendiri, pulut bakar Aceh atau pulut panggang Aceh hanya berisikan beras ketan yang dibungkus daun pisang. Ukurannya tidak terlalu besar, hanya sepanjang tiga ruas jari dan lebar satu ruas jari saja. Ukuran sengaja dibuat tidak besar  agar kematangannya merata saat dibakar. Daun pisang digunakan karena merupakan media yang sangat tahan terhadap panasnya panggang. Daun pisang juga sangat mudah ditemukan di berbagai daerah. Ini juga yang memudahkan para penjual untuk menyiapkan bahan dagangannya.

 

Pulut bakar memiliki cita rasa yang khas dan unik. Kombinasi antara rasa manis dan lembut dari ketan yang masak. Ada rasa gurih juga yang ditampilkan dalam pulut yang benar benar masak. Sensasi lainnya adalah rasa pahit di ujung pada bagian pulut yang terbakar hingga gosong.  Sensasinya sangat berbeda ketika sudah masuk dalam mulut. Apalagi jika pulut bakar tersebut dibakar di atas arang, aroma harum yang dihasilkan akan membuat siapa saja yang menciumnya jadi ingin segera mencicipinya.

Selain enak, pulut bakar juga memiliki nilai gizi yang cukup baik. Ketan, bahan dasar dari pulut bakar, mengandung karbohidrat kompleks yang dapat memberikan energi yang cukup lama bagi tubuh. Sehingga wajar jika masyarakat Aceh kerap menjadikan pulut bakar menjadi salah satu menu pilihan untuk pengganti sarapan pagi. Selain itu, pulut bakar juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh.

Untuk membuat pulut bakar, diperlukan keterampilan dan ketelitian yang cukup tinggi. Membungkus dan memasak ketan dalam ukuran dan rasa yang pas, serta membakar pulut dengan api yang tepat, adalah hal-hal penting yang harus diperhatikan. Jika bara api yang dibuat terlalu panas, akan merusak citarasa dari pulut ketan itu sendiri. Oleh karena itu, pulut bakar sering kali dianggap sebagai hidangan yang memerlukan kemampuan khusus dalam memasak.

Pulut bakar, makanan tradisional Aceh yang terbuat dari beras ketan dan dipanggang dalam daun pisang, adalah camilan yang sempurna untuk dinikmati dengan secangkir kopi. Perpaduan rasa gurih dan sedikit manis dari pulut bakar dengan aroma serta rasa pahit kopi menciptakan keseimbangan yang memanjakan lidah. Tekstur kenyal pulut bakar melengkapi cairan kopi yang ringan, menghasilkan sensasi unik di setiap gigitan dan tegukan. Aroma kopi yang harum juga menyatu sempurna dengan aroma daun pisang yang dipanggang. Untuk menikmati saat santai atau sebagai teman sarapan, pulut bakar dan kopi adalah pasangan yang serasi, memberikan kelezatan dan kepuasan yang tak terlupakan.

Hingga saat ini, pulut bakar masih sangat populer dan banyak dijual di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia. Hidangan ini tidak hanya disukai oleh masyarakat Melayu, tetapi juga menjadi hidangan favorit bagi banyak orang yang mencari makanan yang lezat dan berbeda. Jika dipagi hari, pulut bakar sangat cocok disantap dengan segelas kopi. Selain disaat pagi hari, pulut bakar juga menjadi pilihan masyarakat Aceh untuk berbuka. Pulut bakar juga sangat cocok dimakan bersama dengan durian Aceh yang sangat terkenal kenikmatannya.

Banyak sekali penjual pulut bakar di Bumi Serambi Mekkah. Tetapi yang menjadi langganan saya adalah penjual pulut bakar di depan Stadion Harapan Bangsa dan di Jalan Panglima Nyak Makam, Lampineung. Kalau kalian, sering beli pulut bakar di mana?

 


Update Artikel Pilihan Lainnya Dari Blog Kami di Google News Henri Sinurat

Comments

Popular posts from this blog

Kuching Waterfront: A Journey Through Time and Tranquility

Ah, the Kuching Waterfront! If you’ve never been, you’re in for a treat. The first time I visited, I wasn’t sure what to expect. I'd heard about it from a few travel forums, and it seemed like a "must-visit," but you know how those can be hit or miss. Spoiler alert: Kuching Waterfront was a massive hit for me, and I’m not the kind of person who’s easily impressed by just a riverside promenade. Let me tell you about my first day there—it started off a little rough. I woke up later than planned (typical me), rushed through breakfast, and by the time I made it to the Waterfront, it was mid-morning. Honestly, I was kind of grumpy because the sun was already blazing, and I forgot to pack a hat. That humidity? Yikes. But you know what? The moment I stepped onto the walkway and saw the Sarawak River, all my worries kind of melted away. There’s something about that wide, calm river that just puts you in a good mood. It’s like the whole city takes a deep breath there. The beauty

Penginapan Chandra di Fajar Bulan, Lampung Barat

Dari jauh sudah terlihat papan nama Hotel Chandra. Hotel yang beralamat di Fajar Bulan, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat. Jika dari arah Bukit Kemuning ke arah Liwa, lokasinya tepat berada di sebelah kiri jalan. Setiba di ruang tamu, petugas yang bekerja menyapa dengan ramah. Sepertinya ini bukan pekerja, tetapi pemiliknya langsung. Saya diajak untuk melihat beberapa tipe kamar. Setelahnya memutuskan untuk memilih kamar yang dekat dengan dapur. Kamar ini tepat berada di salah satu sudut. Sebuah meja dan dua kursi ditempatkan di depan setiap kamar. Baca Juga:  Kopi Lampung Terbaik Tarif yang ditawarkan untuk menginap di hotel ini hanya sebesar 200 ribu rupiah per malam, yang sudah termasuk air mineral dan sarapan pagi. Harga tersebut sangat terjangkau untuk sebuah penginapan dengan kamar yang bersih dan terawat dengan baik. Di penginapan ini kita juga dapat memesan makanan dan minuman lainnya. Selain itu, pelayanan di Hotel Chandra sangat ramah dan profesional. Pengelola

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m