Tugu Sekura merupakan salah satu landmark yang terletak di Kota Liwa, Kabupaten Lampung Barat. Monumen ini menjadi tujuan wisata yang populer di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Sehingga wajar jika Tugu ini menarik perhatian pengunjung, termasuk saya. Tugu ini dapat dijangkau dengan mengikuti jalan dari Tugu Liwa ke Taman Kota Berbunga, dan kemudian memasuki pintu gerbang Rumah Sakit.
Berhubung pusat Kota Liwa sangat ramah dengan pedestrian. Saya berjalan kaki untuk menuju lokasi tersebut. Sore hari adalah waktu yang tepat untuk menuju Tugu Sekura.
Dari kejauhan, Tugu Sekura tampak menjulang tinggi di atas area sekitarnya. Tugu ini dikelilingi oleh pagar besi yang dihiasi dengan ornamen motif Lampung. Terlihat sebuah patung Sekura Betik di seberang kolam. Sekura Betik adalah salah satu jenis Sekura yang berpakaian rapih dan bersih. Sekura Betik berbeda dengan Sekura Kamak yang biasanya berpakaian lusuh dan tidak terawat.
Untuk mencapai tugu ini, pengunjung harus melewati Taman Hamtebiu yang memiliki kolam yang indah. Setelah memasuki gerbang monumen, pengunjung akan melihat ornamen Lampung yang diukir pada dinding. Tepat di pintu masuk terdapat pos penjagaan. Petugas tersenyum ramah sore itu.
Salah satu ciri khas dari Tugu Sekura adalah terdapat ornamen ukiran Lampung di bagian dasar tugu. Di antara ornamen tersebut juga tersemat Penghargaan Museum Rekor Indonesia yang menjelaskan Penghargaan terhadap Arak Arakan Terbanyak Menggunakan Topeng Sekura. Di sudut luar dari Tugu ini juga terlihat diorama Sekura Betik dan Sekura Kamak.
Pengunjung yang ingin berkunjung ke Tugu Sekura tidak dikenakan biaya masuk. Hal ini menjadikan tugu ini sebagai destinasi wisata yang terjangkau dan mudah diakses oleh semua kalangan. Monumen ini juga menjadi tempat yang tepat untuk belajar tentang warisan budaya Lampung Barat yang kaya, dan mengapresiasi seni dan kerajinan tradisional yang masih dipraktikkan di daerah tersebut.
Sekura
Masyarakat Lampung Barat selalu menggelar tradisi pesta topeng rakyat atau yang dikenal dengan "Sekura". Tradisi ini selalu dilakukan pada tanggal 1-6 Syawal yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini merupakan warisan leluhur masyarakat setempat yang telah dilakukan turun temurun hingga saat ini.
Sekura bukan hanya sekadar ajang silaturahim biasa, melainkan juga menjadi alat untuk saling memaafkan satu sama lain karena pelaksanaannya yang berada di bulan Syawal. Di momen ini, masyarakat Lampung Barat berkumpul untuk saling memaafkan dan mempererat tali persaudaraan.
Saat Sekura dilaksanakan, masyarakat mengenakan topeng yang berbeda-beda sesuai dengan karakter yang diinginkan. Topeng tersebut melambangkan kepribadian dan karakter manusia yang beragam. Selain itu, Sekura juga diisi dengan berbagai macam tarian dan musik tradisional yang menarik.
Tradisi Sekura sangat dihargai oleh masyarakat Lampung Barat karena dianggap sebagai simbol persatuan dan perdamaian. Dalam pelaksanaannya, Sekura juga menjadi media untuk mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda agar tetap terjaga dan dilestarikan.
Tugu Sekura merupakan landmark yang indah dan memiliki nilai budaya yang penting untuk dipelajari. Monumen ini menjadi bukti sejarah dan warisan budaya Lampung yang kaya, dan menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan adat dan praktik tradisional. Apapun latar belakang Anda, baik sebagai wisatawan lokal atau mancanegara, berkunjung ke Tugu Sekura adalah pengalaman yang sayang untuk dilewatkan.
Jika kalian ingin berkung ke Liwa, Lampung Barat, dapat menggunakan Bus Krui Putra atau Bus Ranau Indah dari Jakarta. Atau naik Bus Binter dan Bus Sriwijaya dari Terminal Rajabasa. Atau menggunakan travel dari Bandar Lampung ke Liwa.
Comments
Post a Comment