Skip to main content

Pesona Pesisir Timur Aceh 2024 Hadirkan Layar Sinema Melayu


Kota Langsa akan menjadi tuan rumah bagi event wisata besar bertajuk Pesona Pesisir Timur Aceh yang akan digelar dari tanggal 6 hingga 8 September 2024. Event ini tidak hanya bertujuan untuk menyemarakkan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut, tetapi juga untuk merayakan kekayaan budaya dan pesona alam Aceh. 


Salah satu daya tarik utama dalam event ini adalah Layar Sinema Melayu, sebuah kegiatan menonton film bersama yang menonjolkan film-film Melayu bersejarah. Layar Sinema Melayu bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana edukasi yang efektif untuk memahami sejarah dan budaya Melayu yang telah memberi kontribusi besar pada perfilman Indonesia. 


Film-film Melayu, yang sering mengangkat tema-tema sosial, budaya, dan sejarah, akan ditayangkan di tengah-tengah suasana yang penuh keakraban dan edukatif. Ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk menambah wawasan tentang warisan budaya yang kaya serta memperdalam rasa cinta terhadap budaya bangsa.

Baca Juga : Kopi Terbalik Khas Aceh

Selain Layar Sinema Melayu, event ini juga menampilkan beragam atraksi lainnya seperti lomba permainan rakyat, lomba adu pantun, pertunjukan debus, pameran UMKM, dan berbagai pertunjukan budaya lainnya. Event ini diharapkan menjadi magnet wisata yang tidak hanya menarik perhatian masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan dari berbagai daerah.


Dengan konsep yang mencakup pesona alam, budaya, kuliner, dan religi, Pesona Pesisir Timur Aceh 2024 akan menjadi perhelatan yang tak terlupakan bagi semua yang hadir. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Lapangan Merdeka, Kota Langsa, dan dibuka dengan berbagai atraksi budaya yang memukau.

Update Artikel Pilihan Lainnya Dari Blog Kami di Google News Henri Sinurat

Comments

Popular posts from this blog

Penginapan Chandra di Fajar Bulan, Lampung Barat

Dari jauh sudah terlihat papan nama Hotel Chandra. Hotel yang beralamat di Fajar Bulan, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat. Jika dari arah Bukit Kemuning ke arah Liwa, lokasinya tepat berada di sebelah kiri jalan. Setiba di ruang tamu, petugas yang bekerja menyapa dengan ramah. Sepertinya ini bukan pekerja, tetapi pemiliknya langsung. Saya diajak untuk melihat beberapa tipe kamar. Setelahnya memutuskan untuk memilih kamar yang dekat dengan dapur. Kamar ini tepat berada di salah satu sudut. Sebuah meja dan dua kursi ditempatkan di depan setiap kamar. Baca Juga:  Kopi Lampung Terbaik Tarif yang ditawarkan untuk menginap di hotel ini hanya sebesar 200 ribu rupiah per malam, yang sudah termasuk air mineral dan sarapan pagi. Harga tersebut sangat terjangkau untuk sebuah penginapan dengan kamar yang bersih dan terawat dengan baik. Di penginapan ini kita juga dapat memesan makanan dan minuman lainnya. Selain itu, pelayanan di Hotel Chandra sangat ramah dan profesional. Pengelola

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen