Skip to main content

Kopi Terbalik di Aceh Barat: Tradisi Unik yang Bikin Penasaran

Kalau ngomongin Aceh, mungkin hal pertama yang terlintas di benak kita adalah kopi Gayo yang terkenal. Tapi di Aceh Barat, ada satu tradisi minum kopi yang unik dan menarik perhatian banyak orang, yaitu kopi terbalik. Awalnya, saya juga penasaran banget, apa sih yang dimaksud dengan kopi terbalik? Kenapa sampai disebut begitu? Nah, akhirnya saya berkesempatan mencoba langsung ketika berkunjung ke Aceh Barat.

Apa Itu Kopi Terbalik?

Dari namanya saja sudah terdengar unik, kan? Tapi secara harfiah, memang cara penyajian kopi ini terbalik. Biasanya, kalau kita minum kopi, cangkir ada di bawah dan mulut kita di atas. Tapi, di sini, cangkir kopinya disajikan dalam posisi terbalik, dengan piring kecil menutupi bagian mulut cangkir. Cangkir yang sudah terbalik itu kemudian diletakkan di atas piring saji, dan minum kopinya pun bukan dengan menyeruput biasa, melainkan dari sedotan yang dimasukkan ke sela-sela cangkir dan piring kecil.

Awalnya, saya agak canggung ketika pertama kali mencobanya. Ternyata, ada tekniknya sendiri untuk minum kopi terbalik ini tanpa membuat kopi tumpah berantakan. Salah satu pegawai di warung kopi tempat saya mencoba, dengan sabar menunjukkan caranya. Intinya, kita harus pelan-pelan menyedot kopi lewat celah kecil tersebut.

Tradisi dan Filosofi di Balik Kopi Terbalik

Uniknya, kopi terbalik bukan hanya tentang cara minum yang berbeda, tetapi juga bagian dari tradisi masyarakat Aceh Barat. Kebiasaan ini sudah berlangsung lama, dan menjadi bagian dari obrolan santai di warung kopi atau warung kopi yang biasa disebut "warkop" di sana. Setiap orang yang mampir, mulai dari petani hingga pejabat, sering kali berkumpul untuk menikmati kopi terbalik sambil berbincang-bincang tentang berbagai topik.

Ada yang bilang, tradisi kopi terbalik ini berawal dari kreativitas warga setempat untuk mencegah kopi tumpah saat disajikan, terutama di saat mereka sedang bekerja di ladang atau beraktivitas di luar ruangan. Dengan posisi cangkir terbalik dan dilindungi piring kecil, kopi lebih aman dari debu atau serangga yang mungkin hinggap.

Di balik semua itu, tradisi ini juga menjadi semacam simbol kebersamaan. Menikmati kopi terbalik sering kali dilakukan bersama teman-teman, kerabat, atau bahkan orang asing yang baru dikenal. Ada semacam kehangatan tersendiri ketika kita duduk di warkop Aceh Barat dan melihat orang-orang berkumpul, semua sibuk dengan cangkir terbaliknya masing-masing.


Rasa yang Khas

Kalau soal rasa, kopi terbalik ini tidak kalah lezat dibandingkan kopi Aceh lainnya. Kopinya biasanya kuat, pekat, dan cenderung pahit—ciri khas kopi Aceh. Beberapa orang suka menambahkan gula atau susu kental manis untuk menyeimbangkan rasa pahitnya. Waktu saya mencobanya, saya memilih versi original tanpa gula. Rasanya benar-benar kaya dan penuh aroma. Saya langsung bisa merasakan kenikmatan kopi asli Aceh yang selalu dibicarakan banyak orang.

Yang membuatnya lebih seru lagi adalah, karena kita minum lewat sedotan, rasa kopi terasa lebih intens saat pertama kali masuk ke mulut. Ada sensasi berbeda dibandingkan minum kopi dengan cara biasa. Saking nikmatnya, saya sampai lupa waktu dan hampir tidak sadar sudah menghabiskan dua cangkir kopi!

Warung Kopi Tempat Menikmati Kopi Terbalik

Kalau kamu ingin merasakan pengalaman ini, Aceh Barat punya banyak warung kopi yang menyajikan kopi terbalik. Salah satu yang terkenal adalah Warkop Kupi Khop di Meulaboh, ibu kota Aceh Barat. Di sana, kamu bisa menikmati kopi terbalik sambil merasakan suasana khas Aceh yang hangat dan ramah.

Harga secangkir kopi terbalik di sana juga sangat terjangkau, hanya sekitar Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Meski sederhana, pengalaman minum kopi terbalik di tempat ini benar-benar bikin ketagihan. Selain bisa menikmati kopi, kamu juga bisa ngobrol dengan penduduk lokal yang ramah dan selalu terbuka untuk berbagi cerita.


Tips Minum Kopi Terbalik

Berikut beberapa tips buat kamu yang baru pertama kali mencoba kopi terbalik:


  1. Sabar dalam menyedot – Jangan terlalu terburu-buru, sedot kopi pelan-pelan supaya tidak tumpah atau terlalu banyak masuk ke mulut sekaligus.
  2. Gunakan sedotan – Biasanya, warkop akan memberikan sedotan untuk memudahkan kamu menikmati kopi.
  3. Jangan khawatir soal tumpah – Awalnya saya juga takut kopi akan tumpah, tapi setelah tahu tekniknya, ternyata mudah banget kok!


Kopi terbalik di Aceh Barat bukan hanya sekadar cara minum kopi yang unik, tetapi juga bagian dari tradisi yang penuh makna. Kalau kamu kebetulan berkunjung ke Meulaboh atau daerah lain di Aceh Barat, jangan sampai lewatkan kesempatan untuk mencobanya. Sensasi minum kopi dengan cara berbeda ini akan jadi salah satu pengalaman yang tak terlupakan!

Comments

Popular posts from this blog

Kuching Waterfront: A Journey Through Time and Tranquility

Ah, the Kuching Waterfront! If you’ve never been, you’re in for a treat. The first time I visited, I wasn’t sure what to expect. I'd heard about it from a few travel forums, and it seemed like a "must-visit," but you know how those can be hit or miss. Spoiler alert: Kuching Waterfront was a massive hit for me, and I’m not the kind of person who’s easily impressed by just a riverside promenade. Let me tell you about my first day there—it started off a little rough. I woke up later than planned (typical me), rushed through breakfast, and by the time I made it to the Waterfront, it was mid-morning. Honestly, I was kind of grumpy because the sun was already blazing, and I forgot to pack a hat. That humidity? Yikes. But you know what? The moment I stepped onto the walkway and saw the Sarawak River, all my worries kind of melted away. There’s something about that wide, calm river that just puts you in a good mood. It’s like the whole city takes a deep breath there. The beauty

Penginapan Chandra di Fajar Bulan, Lampung Barat

Dari jauh sudah terlihat papan nama Hotel Chandra. Hotel yang beralamat di Fajar Bulan, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat. Jika dari arah Bukit Kemuning ke arah Liwa, lokasinya tepat berada di sebelah kiri jalan. Setiba di ruang tamu, petugas yang bekerja menyapa dengan ramah. Sepertinya ini bukan pekerja, tetapi pemiliknya langsung. Saya diajak untuk melihat beberapa tipe kamar. Setelahnya memutuskan untuk memilih kamar yang dekat dengan dapur. Kamar ini tepat berada di salah satu sudut. Sebuah meja dan dua kursi ditempatkan di depan setiap kamar. Baca Juga:  Kopi Lampung Terbaik Tarif yang ditawarkan untuk menginap di hotel ini hanya sebesar 200 ribu rupiah per malam, yang sudah termasuk air mineral dan sarapan pagi. Harga tersebut sangat terjangkau untuk sebuah penginapan dengan kamar yang bersih dan terawat dengan baik. Di penginapan ini kita juga dapat memesan makanan dan minuman lainnya. Selain itu, pelayanan di Hotel Chandra sangat ramah dan profesional. Pengelola

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m