Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Banda Aceh

Featured Post

Cara Beli Tiket Kapal Laut Pelni Online

Discovering Banda Aceh: The Heart of Sumatra’s Rich Culture and History

Banda Aceh is a city that resonates with history, culture, and resilience. Located at the northern tip of Sumatra, Indonesia, this vibrant city is not just a gateway to the world-renowned island of Pulau Weh, but also a treasure trove of stories waiting to be told. From its historical significance to its modern-day charm, Banda Aceh offers a unique blend of old and new. In this blog post, we will explore the different facets of this captivating city, and why it should be on your travel bucket list. We’ll also uncover where to find The Best Coffeeshop in Banda Aceh, adding a flavor of local life to your journey. 1. A Glimpse into the History of Banda Aceh Banda Aceh is steeped in history, tracing its roots back to the early 13th century when it was established as the capital of the Sultanate of Aceh. This city has played a significant role in the history of Indonesia, particularly in the spread of Islam. Banda Aceh was known as the "Porch of Mecca" due to its strategic positio...

How To Go To Sabang From Banda Aceh

Sabang is a city in Aceh, Indonesia. This city is an archipelago across the north of the island of Sumatra, with Pulau Weh as the largest island. Sabang City is a free economic zone in Indonesia. Sabang is often referred to as the northernmost point of the Republic of Indonesia. This northernmost location is precisely on Rondo Island. As the outermost region of Indonesia, there is no public transportation to get there. The natural beauty of Sabang has been known for a long time. So many tourists come to visit there. Almost every corner of this city has its own characteristics. From natural beauty, culinary tourism, cultural tourism, to historical buildings and buildings as icons of Sabang City. So how can we easily get to Sabang City? The following means of transportation that can be used to get to Sabang City: 1. Fast Ship   Fast boats are a decent transportation option for those of you who want to get to Sabang quickly. This voyage will start from Ulhe Lheu Port in Banda Aceh Cit...

Eksistensi Mie Aceh Melalui Citarasa Mie Kepiting 46

Mie Aceh atau kerap disebutkan mie saja bagi kebanyakan masyarakat Aceh merupakan makanan yang tak asing di telinga. Ada kalanya menjadi pelipur lapar atau sekedar jadi santapan goyang lidah semata. Soal rasa, siapa yang tak mengenal makanan ini. Hampir di seluruh penjuru Aceh terdapat kedai mie. Pun demikian dengan beberapa kota besar di seantero jagat nusantara. Jika tidak murni sebagai kedai mie, biasanya pedagang mie bersanding baik dengan kedai-kedai kopi. Tidak jarang juga branding mie menjadi sumber penarik minat pengunjung kedai kopi. Sebut saja Elcomandante Coffee di Batoh dan Mie Yahli di dekat Simpang Surabaya. Atau kedai mie tunggal seperti Mie Ayah di Mibo atau Mie 46 di Gampong Baron, Blang Oi. Beberapa lokasi tadi kesemuanya berada di Banda Aceh.

Pawai 1 Muharram di Banda Aceh

Sudah menjadi rutinitas bagi masyarakat Banda Aceh untuk menyaksikan Pawai 1 Muharam. Selain merayakan Hari Besar bagi umat Muslim, kegiatan ini juga mejadi ajang silaturahmi setiap warga masyarakat yang kerap disibukkan dengan kegiatan sehari-hari. Menonton pawai menjadi hiburan murah meriah bersama keluarga karena tidak dipungut biaya. Trotoar di beberapa ruas jalan yang menjadi rute pawai dipenuhi ribuan pasang mata warga Banda Aceh.

Transportasi Dari Bandara Sultan Iskandar Muda

Beberapa tahun berada di Kutaraja membuat beberapa sahabat menanyakan beberapa hal yang rasanya kerap terulang. Apakah disini aman, bagaimana makanan di Aceh, bagaimana keragaman agama dan budayanya? Hal demikian sama ketika di awal saya berada di Tanah Rencong ini. Jangan ragu datang ke surga nusantara. Disini cukup aman bahkan Serambi Mekkah lebih aman dari Ibukota. Selain pertanyaan-pertanyaan tentang Sabang, tidak jarang kawan kawan menanyakan bagaimana cara menuju terminal, pelabuhan atau kota dari Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh. Ada beberapa pilihan sebenarnya moda transportasi dari bandara yang satu ini.

Canai Mamak Kualalumpur

Banda Aceh petang itu baru saja diguyur hujan. Cuaca yang biasanya gerah meski sudah gelap sudah tak asing bagi warga. Maklum saja Banda Aceh sangat dekat dengan laut. Seperti daerah pesisir kebanyakan suhu udara yang cukup tinggi menjadi identitas yang sangat berbeda dengan daerah dataran tinggi. Sejuk kali ini terasa nyaman. Apalagi ketika jalanan nyaris terbebas dari debu debu yang beterbangan. Disini tidak seperti Balikpapan, dimana jalanan kerap dibersihkan bahkan di pel sehingga tidak ada lumpur mengering yang akan menghasilkan debu.   Bahkan ada peraturan disana, bahwa setiap kendaraan bermotor tidak boleh mengotori aspal jalan raya. Asumsinya bahwa ban tidak boleh berlumpur dan muatan tidak boleh tercecer di jalanan. Semoga kelak Banda Aceh juga bisa seperti Balikpapan yang notabene bukan kota Madani. Cuaca seperti ini memang akan sangat jarang ditemukan di Kutaraja. Sehingga saya bersemangat untuk menikmati kuliner yang tak jauh dari kediaman. 

Angkringan Banda Aceh rasa Yogyakarta

Dari tepi jalan menuju pelabuhan Ulhe Lhe sekilas kedai ini tak terlihat. Letaknya sebelah kiri jalan kira kira 1km dari Museum Tsunami. Nyaris tepat di seberang Dhapu Kupi Ulhe Lhee. Sebuah gerobak khas angkringan di Pulau Jawa terlihat menyambut tamu yang berkunjung. Tampak cirri khas teko alumunium di tepi gerobak. Biasanya teko ini berisi air panas yang terdapat bara api di bawahnya. Tak asing layaknya gerobak angkringan yang sering saya lihat di Jogja. Beberapa nampan plastik turut bersanding menampung beberapa jenis gorengan. Ah jadi ingat Weleri, dulu sering berkunjung kesana. Tak jarang pula menikmati jajanan khas angkringan disana. Dulu kalau sehabis belanja atau membantu pekerjaan rumah kerap diberi uang jajan sama Mak Tua. Seribu rupiah memang tak banyak, tapi cukup untuk segelas es teh manis dan 2potong gorengan. Sekarang entah berapa harganya di Weleri sana. Beberapa potong sate telur puyuh turut meramaikan tempat jajanan gerobak saat itu. Ada juga sate ati ampela b...

Jangan Pernah Ke Sumatera

Dua tahun terakhir ini nyaris hingga 3 kali mengelilingi Sumatera menggunakan bus. Meski tidak semua daratan Sumatera saya kunjungi, setidaknya berpindah dari satu kota ke kota lainnya, dari satu bus ke bus lainnya merupakan sebuah kenikmatan yang tiada tara. Selain bisa mencicipi kuliner yang khas, keindahan alam yang mungkin tidak ada di tempat lain, bila beruntung kita bisa melihat kebudayaan khas dari kota yang kita kunjungi tersebut. Sempat terlintas berkeinginan kembali mengulang berkunjung tempat-tempat indah di Sumatera seperti teman teman lain yang menggunakan kendaraan pribadi. Apa daya belum ada kendaraan pribadi yang terbeli Mungkin ke depan bisa terbeli kelak temani piknik keliling Sumatera lagi.

PMTOH Datangkan Armada Baru, Pertama di Sumatera

MODA transportasi darat terutama di sektor angkutan penumpang khususnya Angkutan Antar Provinsi berkembang pesat di bumi Serambi Mekkah. Satu persatu perusahaan otobus di Aceh meremajakan armadanya secara menyeluruh dengan mendatangkan arma da terbaru dan merekondisi armada yang telah lama beroperasi. PMTOH sebagai salah satu perusahaan otobus tertua di Aceh selaku penyedia jasa transportasi di sektor angkutan massal juga tidak ingin tertinggal akan perkembangan moda transportasi darat saat ini. Setelah meramaikan lintasan Banda Aceh Medan dengan mesin-mesin berbalutkan bodi Jetbus, PMTOH kini turut bersaing dengan mendatangkan armada berbalutkan Jetbus HD 2, 28 seat, full AC, Wifi dan Toilet. Seri Jetbus HD 2 merupakan keluaran terbaru dari genre sebelumnya yaitu Jetbus HD.

Bus Malam Banda Aceh Medan

Maaf sebelumnya bukan bermaksud membanding-bandingkan hanya sekedar bentuk apresiasi saya terhadap perkembangan bus di Aceh :D Mungkin sejak beberapa puluh tahun silam kita hanya mengenal bahwa armada bus yang sampai ke Banda Aceh sebagai terminal bus paling barat Indonesia hanyalah bus kelas ekonomi, tanpa AC, tanpa toilet, tanpa selimut. Tetapi itu mungkin dulu, masa masa jaman tak enak. Meski biar bagaimanapun sejarah adalah cerita yang tak boleh dilupa. masa lalu Hingga masa pahit itu beranjak dari Tanah Rencong, Aceh Lon Sayang. Seiring dengan berjalannya waktu, gejolak pertumbuhan ekonomi di Aceh kembali menggeliat. Hal ini turut memacu moda transportasi sebagai modal awal penggerak ekonomi. Perlahan tapi pasti beberapa perusahaan bus di Aceh mulai memainkan peranan teknologi untuk meningkatkan daya saing.

Pesiar di Kantor Pusat Sempati Star

Gerimis mulai turun di kota Medan malam itu tepat Sabtu, 16 Nopember 2013. Malam ini bertemu dengan kawan-kawan dari BMC Padang, BisMania Riau, Medan Bisser, bersama Aceh Bus Lovers. Menyusuri aspal yang dibasahi hujan  melintasi garasi bus-bus Aceh di Medan.  Tepat di depan Kantor Pusat Sempati Star roda empat yang dipacu berhenti. Pool Sempati Star ini tepat berada di JL,ASRAMA (PONDOK KELAPA) NO.19 -20, TELP : 061 -8440715. Sepintas kemegahan terlihat dari Bus Sempati Star yang akan berangkat di seberang pool . Warna kuning merah sangat kontras menembus malam. Sebenarnya sudah lama melihat bus ini di terminal Batoh Banda Aceh, beberapa kali juga berada di dalamnya. Turut serta dalam Road Test Perdana Sempati Star atau sekedar bepergian saja.  Tampak terang benderang cahaya lampu di halaman parkir pemberangkatan bus menuju Banda Aceh dan Takengon. Semakin gemerlap terlihat bus berwarna hitam kuning ini. Sekedar mengenang saja, Sempati Star perdana berwarna ...

Rayuan Kuliner Lampineung

Pagi baru saja beranjak, matahari kembali menapaki Jalan Panglima Nyak Makam, Banda Aceh. Roda sepeda masih menemani keringat pagi yang enggan beranjak dari badan. Kepulan asap dari jauh samar terlihat. Jelas terlihat sebuah drum di tepi jalan yang mengeluarkan api perlahan tapi pasti. Malu malu asap putih abu abu jelas mengepuli ketan kecil berselimutkan daun pisang yang hijau benar. Pulut Ketan Bakar, begitulah tenar nama jajanan ini di Aceh. Sesekali kendaraan singgah untuk membeli beberapa potong Pulut Ketan tersebut. Bahkan tidak jarang yang langsung memakannya di lokasi tersebut. Pulut Ketan merupakan satu dari sekian banyak jajanan pagi yang biasa singgah di kedai kopi. Makanan ringan khas Aceh ini kerap dijadikan sebagai sarapan pagi.