Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Bangkok

Featured Post

Cara Beli Tiket Kapal Laut Pelni Online

Cara Terbaik Menuju Ayutthaya dari Bangkok: Kereta, Minivan, Bus, atau Taksi?

  Di tengah pemandangan modern Thailand, tersembunyi sebuah permata sejarah yang mempesona: Ayutthaya . Terletak hanya sekitar 80 kilometer dari Bangkok, kota ini pernah menjadi ibu kota Kerajaan Siam dan salah satu pusat peradaban terbesar di Asia Tenggara. Ayutthaya, yang didirikan pada tahun 1350 dan bertahan hingga tahun 1767, adalah rumah bagi sejumlah kuil, patung, dan struktur megah yang mencerminkan kemegahan dan kekayaan budaya Thailand masa lalu. Di sini, reruntuhan kuil yang megah berdiri sebagai saksi bisu perjalanan waktu, mempesona para pengunjung dengan arsitektur yang memukau dan cerita sejarah yang mendalam. Patung kepala Buddha yang terbenam dalam akar pohon di Wat Mahathat, misalnya, adalah salah satu ikon paling dikenal, menampilkan keindahan dan kekuatan spiritual yang kerap mengundang rasa ingin tahu dan kekaguman. Ayutthaya juga menawarkan pengalaman yang tak tertandingi melalui perjalanan menyusuri Sungai Chao Phraya dengan kapal, memungkinkan para pengunjun...

Transportasi Dari Bangkok ke Ayutthaya

  Jika Anda bukan penggemar sejarah atau bangunan tua yang bersejarah. Tetapi tetap ingin melihat dan mengunjungi beberapa kuil dan istana yang berbeda di Thailand, Ayutthaya bisa menjadi pilihan yang tepat. Tidak dibutuhkan waktu yang banyak untuk sekedar mengunjungi Ayutthaya.  Ada banyak situs bersejarah di Ayutthaya untuk dikunjungi. Meski demikian, 1 hari saja saya pastikan sudah sangat cukup sekali. Pergi pagi dan kembali petang ke Bangkok. Ayutthaya juga menjadi pilihan yang tepat jika kalian belum berkesempatan untuk berkunjung ke Bagan di Myanmar sana. Tetapi bagaimana cara menuju Ayutthaya dari Bangkok? Saat ini banyak moda transportasi untuk menuju kesana: 1. Paket Tour Sehari Hampir semua travel wisata di Thailand menjual paket tour sehari ke Ayutthaya. Tour ini sebagian besar dijalankan dari Bangkok. Agen wisata di Bangkok menawarkannya di sepanjang Sukhumvit dan Khao San Road. Kita akan dijemput di depan penginapan atau di kantor travel mereka. Dan pihak travel a...

Patung Budha dan Pohon Bodhi di Ayutthaya (Part 7)

Setelah meninggalkan Wat Phra Si Sanphet pikiran saya terus menerus dihinggapi gambar Kepala Patung Budha pada akar pohon. Ah masa iya sih ada kepala patung yang tersimpan rapih di akar pohon. Sebenarnya saya harus percaya karena sudah melihatnya di media sosial. Ingin beranjak dengan cepat, tetapi Ayutthaya siang ini sangat terik luar biasa. Untungnya jalan yang disediakan sebagai pedestrian dipayungi lebatnya pepohonan. Ketika angin berhembus, amboi sungguh sejuk. Sayangnya tidak terlihat penjaja asongan di sepanjang pedestrian ini. Andai saja ada starling ya, Starbak Keliling seperti di Kota Tua. Mau juga menikmati segelas teh dingin. Kalau di Banda Aceh teh dingin adalah sebutan untuk es teh manis dingin. Beruntungnya lagi siang itu pengunjung tidak terlalu ramai. Jalanan cenderung sepi, tak seramai pagi tadi. Mungkin karena sudah siang, lagi terik.   Akhirnya saya berada di ujung jalan. Ini terlihat dari sebuah pintu masuk di hadapan mata. Benar sekali, tadi saya masuk dari p...

Ayutthaya, Segenggam Bagan di Thailand (Thailand Part 6)

Siang itu terik seakan menghilang setelah bayang bayang pohon rindang menaungi teras depan pos penjaga. Begini sulitnya memang kalau kurang pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing. Padahal petugas penjaga pintu masuk Wat Phra Si Sanphet telah bertanya dengan jelas. Dasar saya memang tak paham Bahasa Inggris. Untungnya tangannya mengarahkan pos petugas wisata di dekat pintu masuk. Petugas lain menjelaskan bahwa setelah membayar tiket masuk, pengunjung diperkenankan mengelilingi beberapa lokasi di Ayutthaya. Semua destinasi tertera dalam sebuah map yang dibagikan secara gratis. Beruntungnya pelancong yang berkunjung kemari. Andai semua daerah wisata di Indonesia punya peta wisata dan dibagikan secara gratis di bandara atau terminal bus. Untuk masuk ke Wat Phra Si Sanphet kita sebagai turis asing harus merogoh kocek sebesar 50 Baht. Sedangkan untuk turis domestik dikenai tarif sebesar 10Baht.    Wat Phra Si Sanphet

Phra Mongkhon Bophit Kediaman Patung Perunggu Budha Terbesar Di Thailand (Thailand Part 5)

Setibanya di Ayutthaya abang ojek mengantarkanku ke What Maha That. Cuaca siang itu sangat terik sekali. Meski berada jauh dari Bangkok, tetapi panasnya suhu udara tak jauh beda. Dengan kecepatan santai kendaraan roda dua yang saya naiki mulai membaur dengan lalu lintas Ayutthaya. Meski tidak terlalu ramai hiruk pikuk kendaraan, abang ojek itu tetap saja memacu pelan. Beberapa bangunan berbentuk rumah toko terlihat membentengi jalan raya. Bukan Thailand namanya jika disepanjang jalan tidak terdapat trotoar dan pedestrian. Andai siang itu tidak terlalu terik, pasti menyenangkan berjalan kaki disana. Menikmati taman-taman dengan kolam air di tengahnya. Atau sekaligus menikmati bus-bus dengan karoseri yang unik khas Negeri Gajah Putih. Belum lama lagi menyusuri jalan raya, terlihat dari arah berlawanan seekor gajah terlihat berjalan dengan membawa manusia di atas punggungnya. Sepertinya ini adalah gajah wisata karena terlihat ada tenda yang memayungi penunggangnya. Entah harus senang ata...

Kereta dari Bangkok ke Ayutthaya (Part 4)

Akhirnya semua pengunjung Stasiun Bangkok kembali berjalan dan beraktifitas. Setelah sebelumnya terhenti terdiam mendengarkan lagu Kebangsaan Thailand. Seperti kebanyakan stasiun kereta di Indonesia, loket penjualan tiket akan terlihat sangat jelas dan mencolok. Saya tidak langsung menuju penjualan tiket. Hendak menikmati suasana pagi Bangkok Railways Station. Ya benar sekali, Stasiun Kereta Bangkok dalam bahasa Inggris tertulis Bangkok Railways Station. Stasiun ini juga disebut sebagai Hua Lampong Station. Suasana stasiun ini sangat ramai. Hiruk pikuk pengunjung terlihat jelas. Wajar saja, stasiun ini menghubungkan Bangkok dengan berbagai kota lainnya di seantero Thailand. Sepertinya Stasiun Hua Lampong menjadi jantung transportasi kereta api Thailand. Bangkok Railways Station / Hua Lampong Station

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m...

Seolah Olah Bangkok

Sore itu tepat hari Jumat di akhir April 2013 tiket bus menuju Medan sudah di tangan. Duduk di bangku nomor 2. Kebanyakan orang mengatakan bahwa ini adalah hot seat . Kita dapat leluasa melihat lajunya bus dan juga pemandangan di depan mata tentunya. Adalah Badrul yang telah membantu mencarikan bangku tersebut. Kami berkenalan sebelumnya di Aceh Bus Lovers. Sebagai juru ticketing Bus PMTOH, sudah beberapa kali saya memesan tiket kepada beliau. Kali ini nasib kurang berpihak, karena saya terlalu cinta bepergian dengan PMTOH plat nomor 7449. Tak apalah menggunakan 7448, hanya beda supir saja. Tepat pukul 20.00 bus sudah keluar terminal dan waktu berpamitan tiba. Sebelumnya Badrul sudah menelepon awak bus dan menginformasikan bahwa saya bersamanya di Kedai Kopi Cek Yuke di depan terminal tempat kami biasa menikmati malam. Bus melaju tenang, lain rasanya dengan bus yang biasa saya naiki. Bahkan dengan tenang supir menggiring roda-roda agar tetap pada koridornya. Jarang sekali mengejar...