Skip to main content

Posts

Featured Post

Cara Beli Tiket Kapal Laut Pelni Online

Air Panas Ya Ie Suum

Siang belum lagi berlalu dari pandangan mata. Rasa penat menjalar hingga ujung kepala. Sebenarnya banyak tempat wisata di sekitaran Banda Aceh ini, tetapi kesannya seperti tidak ada. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa tempat melepas penat haruslah tempat hiburan yang mengikuti perkembangan jaman. Di era modern seperti ini tempat tempat yang dipenuhi hingar bingar suara selalu identik dijadikan sebagai tempat melepas penat. Tempat hiburan yang nyaman, bersih serta ruangan dingin dan sejuk menjadi pilihan pelampiasan penat kaum muda sekarang ini. Bukanlah hal seperti itu yang menjadi pikiran kali ini dalam kepala. Sebenarnya banyak tempat wisata alam tersedia di sekitaran Banda Aceh. Wisata pantai, sungai hingga air terjun. Jika ingin merasakan sensasi yang berbeda, kunjungilah Ie Suum.

Tidak Ada Pelecing, Bukan Sasak Namanya

Hari ini hujan rata mengguyur Mataram, Lombok dan sekitarnya. Di awal tahun 2013 Indonesia memang rentan diguyur hujan. Jadi jangan sungkan jika bepergian di periode musim hujan membawa payung. Untuk menjaga kondisi badan, asupan gizi dan makanan yang cukup bisa menjadi pendorongnya. Tentunya makanan dengan komposisi rempah rempah asli dapat membantu menjaga kehangatan tubuh. Sehingga tubuh tidak rentan diserang berbagai macam penyakit. Jika ada waktu berkenan, singgahlah di Mataram. Sebuah daerah di Lombok yang mayoritas penduduknya masih memegang kuat adat Sasak. Tentunya tidak ketinggalan juga makanan khasnya. Tidaklah sulit untuk menemukan masakan khas Sasak yang kaya akan rempah-rempah. Meski tidak banyak rumah makan yang menyajikan masakan Sasak dengan lengkap. Biasanya masakan khas Sasak akan sangat mudah ditemui secara lengkap ketika sedang ada acara Begawe atau acara makan besar secara bersama-sama. Begawe biasa kita temukan ketika sedang ada acara adat pernikahan atau acara k...

Bersama Dua Ransel

Setengah menggerutu masuk juga ke ruang tunggu di Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh siang itu 14 Desember 2012. Namanya juga saya coba coba, jadilah seperti orang bodoh. Andai saja siang itu mau menunggu Sriwijaya, jadilah dapat tiket murah 280K ke Medan. Tetapi dengan bermaksud praktis, saya coleklah calo bandara. Kemudian dia menelpon penjaga counter ticket Air Asia yang ditinggalkan. Setengah kaget saya terpaksa membayar 360K karena sedikit kalut dan penat ingin segera berada di kota lain. Sesampainya di dalam dikenakan lagi 30K karena check in oleh petugas. Saya terlambat katanya, mesin check in sudah ditutup. Baiklah karena saya bodoh, saya anggap sebagai pengalaman. Hanya satu yang saya kecewakan disana, ternyata penjual tiket tersebut turut mengurusi pengguna jasa layanan maskapai ini untuk masuk ke dalam pesawat. Pantas saja tadi counter ditinggalkannya. Lupakan semua itu, meski jengkel melanda karena saya masih melihat pemuda itu juga berada dalam pesawat yang sama di Po...

Kayeu Ileu, Nikmatnya Santap Siang di Tepi Sawah

Mungkin kita pernah mengalami bosan dengan suasana makan siang yang seperti itu itu saja melulu. Monoton rasanya jika dihadapkan dengan suasana yang sama. Jika kita sedang berada di sekitaran Banda Aceh dan Aceh Besar, tidak ada salahnya mengunjungi daerah Kayeu Ileu. Sebuah daerah di pinggiran kota tidak jauh dari Bundaran Lambaro. Dari arah Lambaro mau menuju ke arah Ketapang. Kira kira 500 meter akan ada jalan masuk menuju Taman Rusa. Kita akan melewati lokasi rumah makan ini. Dari kejauhan sudah tampak kendaraan yang terparkir panjang menuju lokasi ini. Tampaknya banyak sekali pengunjung siang ini. Ternyata memang setiap hari memang beginilah keramaian pengunjung rumah makan Kayeu Ileu. Tidak tampak seperti rumah makan besar kebanyakan. Hanya terdapat beberapa pondok pondok sederhana dari kayu beratapkan rumbia. Sangat sederhana sekali. Tampak lalu lalang pekerja menghantarkan makanan dan minuman bagi pengunjung. Gedung induk rumah makan ini pun terkesan biasa saja, tidak mencolo...

Kembali Lagi ke Jogja

Dengan menumpang kereta Malabar dari Banjar, tibalah di Stasiun Tugu, Yogyakarta tepat pukul 00.30 WIB pada tanggal 26 Desember 2012. Ini mirip dengan kedatangan tahun 2010. Hanya saja kali itu saya turun dari kereta ekonomi dan tiba di Jogja jam 5 sore tanggal 25 Desember 2010. Dan nyaris sama, saya meninggalkan Natal bersama keluarga. Selama berada di lambung Malabar, kisah kisah dalam lagu mengalun mesra di telinga. Tangan asyik dengan media social. Baterai aman, karna sebelumnya di Medan sengaja membeli Power Bank atau apapun itulah namanya. Sesekali seperti anak gaul mencoba untuk check in di aplikasi foursquare. Dan entah ada beberapa badge yang didapat tanpa sengaja, karena di setiap pemberhentian selalu check in pemirsa. Baca Juga:  Kembali ke Ndalem Diajeng Homestay Yogyakarta Kali ini adalah benar benar bingung. Karena terbiasa turun di Stasiun Lempuyangan, maka saya bertanya kepada Poltak dimana itu Pintu Selatan. Maklum saya tak pernah berhenti di Stasiun Tugu, ba...

NIAS (Nikmati Indahnya Alam Sumatera)

Berbekal dengan tekad dan kemauan yang luhur, berangkatlah sore itu dari Banda Aceh dengan Lion Air sore. Sekali sekali menggunakan pesawat tak apalah. Guna mengejar waktu, begitu pikirku. Sebenarnya bisa saja menggunakan bus malam ke Medan. Tetapi takut tertinggal pesawat. Diguncang awan dalam 50 menit penerbangan sempat membuat grogi. Sampailah dengan selamat sentausa di Medan tercinta. Menemui beberapa kawan dengan alih alih untuk menginap gratis. Bertemu dengan Om Roy Romero, iya sampai sekarangpun masih menjadi vokalis Emosi Bangsa. Ada juga Om Rahmad,   PNS | Mantan jurnalis | Platinum Member  @ Hitmansystem  | Penggiat @ MedanKnights  | Pemerah  @ Bigreds_Mdn . Diajaklah saya makan malam sama Om Rahmad yang mantan pentolan PSMS Medan Fans Club. Tentunya bersama kawan kawan beliau dari Big Reds Medan. Saya pengagum Arsenal, ini bukanlah halangan yang merintangi untuk duduk dengan mereka. Kita berseteru hanya 2x45menit saja, itupun kalau bertemu ujarnya lag...

Ulee Kareng Coffee

Ulee Kareng Coffee an extraordinary taste from Aceh. very delicious coffee from Serambi Mekkah. Ulee Kareng coffee initiated since 1960 and become one of the famous local coffee in Aceh. Aceh distinctive flavor offered in one of the hallmarks of this family legacy. This quality makes this coffee also popular to outside the country. Commitment to maintain 100% natural taste of original coffee, manifest by managing in modern way without prejudice traditional concept.